Rabu, 27 Februari 2013

Prinsip Hardy-Weinberg

Prinsip Kesetimbangan Hardy-Weinberg bisa digunakan untuk menghitung frekuensi alel di populasi statis. Hal ini merupakan bagian yang lumayan penting jika kita belajar genetika populasi. Mengingat akhir-akhir ini banyak sekali pembahasan genetika, saya rasa penting sekali pembahasan mengenai hal ini.

Syarat populasi yang berada dalam keadaan setimbang:
-   Ukuran populasi sangat besar
-   Terisolasi dari populasi lain
-   Tidak ada mutasi
-   Perkawinan acak
-   Tidak ada seleksi alam
(Secara nyata, hampir tidak ada populasi yang berada dalam keadaan ideal ini)

Misalkan, kita punya populasi bunga liar yang warnanya diatur oleh alel dominan A(merah) dan a(putih), kita memiliki 500 bunga liar dengan alel A sebanyak 80%. Jika demikian jelaslah alel a adalah sebanyak 20%. Peluang dominan homozigot (AA) menurut hukum peluang adalah 0,8 x 0,8=0,64 atau 64%, sedangkan homozigot resesifnya 0,2 x 0,2 =0,04 atau 4%. Penghitungan heterozygotnya memiliki 2 kemungkinan:Aa dan aA, maka heterozygote adalah 0,8 x 0,2 x 2=0,32 atau 32%. Kita bisa menebak bahwa populasi bunga liar kita memiliki 320 AA,160 Aa dan 20 aa. Secara hukum peluang pula, dapat dirumuskan bahwa:
p2 + 2.p.q + q2 = 100%
dengan p  adalah alel A, q adalah alel a.
Itu disebut persamaan Hardy Weinberg....

Penggunaannya amat luas, misalkan pada penghitungan prosentase penderita fenilketonuria (PKU), kelainan metabolisme genetik yang bisa menyebabkan hambatan perkembangan mental. Penyakit tersebut disebabkan alel resesif. Maka, fenilketonuria berikatan dengan q2 (homozigot resesif). Misalkan di suatu kota yang berada dalam kesetimbangan Hardy Weinberg ada 1 fenilketonuria dari 10.000 kelahiran (q2=0,0001), frekuensi alel resesifnya adalah q=0,01 dan alel dominanya p=1-q=0,99. Dan karier (membawa alel, tapi tidak terekspresi) dihitung dengan 2.0,99.0,01=1,98%. Maka sekitar 2% dari populasi itu membawa alel fenilketonuria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar